16 Mei 2013

Mulai cinta

sebenarnya agak geli menjadikan dua kata diatas sebagai judul. tapi tak apa. ini akan menjadi awal langkah menapaki huruf-huruf dari rangkaian kata-kata disetiap lembaran kertas pada sebuah buku. 
ya intinya, saya akan memulai mencintai  "membaca buku"

-----------------------------------------------------------------------------------------
buku pertama yang dijadikan projek minggu ini yaitu buku "Tanjung Priok : Tragedi yang Tidak Perlu".
awal melihat buku ini, ya merasa tertarik lah ya, penasaran apa isinya, bagaimana ceritanya, sebenarnya apa yang menjadikan alasan judul itu sebagai tragedi yang tidak perlu.
kemudian  mencoba untuk membaca. satu per satu , halaman per halaman berhasil dilewati. kesimpulaanya, saya boring dengan buku ini -_-.  kenapa? karena isinya seperti buku sejarah. ya mungkinbagi orang-orang yang cinta dengan sejarah, ini bakal menjadi buku paling top lah ya. isinya ada yang mengisahkan perjuangan para aktivis Islam untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang berlandaskan hukum Islam. Pendirian partai-partai politik saat masa-masa sebelum orde baru dan sebagainya (sepertinya saya sudah lupa dengan cerita ril nya).

ada satu hal yang paling aku suka dibagian buku ini, ketika ada salah seorang aktivis (lupa namanya, karena terlalu banyak nama dalam buku ini), beliau memberi gagasan yang intinya 'walaupun kita tidak bisa menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam Indoneisa, namun kita harus bisa menanamkan nilai-nilai Islam untuk bangsa'. yang saya tangkap intinya karena sistem di negara kita memang berlandaskan pada pancasila, kita tidak bisa memaksa untuk menjadikan negara berlandaskan Islam, karena memang negara kita negara yang beragam -sesuai dengan semboyannya, Bhineka tunggal Ika-, namun nilai-nilai Islam harus terus ditanamkan, intinya jangan pantang menyerah untuk dakwah. 

nah sebeanrnya, tragedi yang tidak perlu itu ada disebelah awal buku ini. jadi ceritanya, ada seorang Babinsa yang bernama Hermanu , katannya kedapatan sedang berada di musolah di sekitar tanjung priok dengan memakai alas kaki. Melihat hal itu warga langsung marah dong sehingga meraka melakukan protes sampai berunjuk rasa, gontok-gontokan sampai memakan korban. Mungkin tidak perlu nya itu disini, hal seperti ini bisa saja diselesaikan secara kekeluargaan, namun karena amarah yang tengah mengelilingi berbagai pihak, akhirnya terjadilah petumpahan darah ini

yaaa itulah kesan dari saya ketka membaca buku itu. sekali lagi mungkin karena saya tidak terlalu tertarik dengan sejarah, yaah akhirnya merasa bosan sendiri, tapi alhamdulillah selalu ada hikmah dibalik kejadian, setidaknya saya tau kisah-kisah perjuangan para aktivis jaman dulu yang ingin membertahankan kehedak dan perjuangannya.

sekian :)